PROFIL

Kamis, 21 Maret 2013

PERILAKU KONSUMEN

1. Pendahuluan

Perilaku konsumen 
Proses ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta mengevaluasi produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu.


2. Pendekatan Perilaku Konsumen 

Konsumen adalah orang yang memakai barang – barang hasil produksi. Pada saat melakukan  aktivitas sehari – hari, antara lain untuk memenuhi kebutuhan hidup, semua orang melakukan kegiatan konsumsi. Konsumsi adalah setiap kegiatan yang mengurangi atau menghabiskan kegunaan dari suatu barang atau jasa. Konsumsi bukan hanya berarti makan dan minum, tetapi juga berbagai kegiatan lainnya yang menyangkut pemenuhan kebutuhan hidup. Konsumen memperoleh barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dari produsen. Untuk menghasilkan barang dan jasa ini, produsen membutuhkan faktor produksi dalam rumah tangga seperti tenaga kerja, modal, tanah, dan lain-lain.

Terbentuknya fungsi permintaan konsumen karena adanya pendekatan. Berikut terdapat 2 pendekatan yang sering digunakan yaitu : 

" Pendekatan Kardinal "

Daya guna yang dapat diukur dengan satuan uang atau utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung pada subjek yang menilai. Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi seseorang, maka akan semakin diminati. pendekatan ini memiliki asumsi, seperti : 
Konsumen rasional : konsumen yang bertujuan untuk memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
Diminishing Marginal Utility : tambahan utilitas yang diperoleh konsumen semakin menurun dengan bertambahnya konsumsi dari komoditas tersebut. 
Uang mempunyai nilai subjektif tetap.
Pendapatan konsumen tetap.
Total utility adalah daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing – masing barang yang dikonsumsi dan daya guna pertama yang tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang kedua, ketiga, keempat dan sebaliknya.

" Pendekatan Ordinal "

Daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah independent curve yang berarti kurva yang menunjukkan kombinasi 2 macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Pendekatan ini memiliki asumsi, seperti : 
Konsumen rasional
Konsumen yang konsisten
Konsumen yang memiliki sejumlah uang tertentu
Konsumen bersifat rasional
Konsumen selalu berusaha untuk mendapatkan kepuasan maksimal
Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yan disusun


3. Konsep Elastisitas 

Berikut ini ada 3 macam konsep elastisitas yaitu :
Elastisitas Harga : Persentase perubahan jumlah barang yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang itu sebesar satu persen. 
Elastisitas Silang : Persentase jumlah barang yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang lain yang mempunyai hubungan sebesar satu persen.
Elastisitas Pendapatan : Persentase perubahan jumlah barang yang diminta yang disebabkan oleh perubahan pendapatan rill konsumen sebesar satu persen.


Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
http://cahyoelreal.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_2085.html 
http://gammaz77.blogspot.com/2010/04/perilaku-konsumen-dan-produsen.html









Rabu, 20 Maret 2013

RUANG LINGKUP EKONOMI


1.       Definisi dan metologi ekonomi

Kata “ekonomi” sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu (oikos) yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan  (nomos) yang berarti  “peraturan, aturan, hukum,” dan secara garis besar oikos dan nomos diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga”. Ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari berbagai perilaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan ekonomi yang dibuat. ilmu ini diperlukan sebagai kerangka berpikir untuk dapat melakukan pilihan terhadap berbagai sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Jadi ilmu ekonimi sangatlah berguna bagi masyarakat di seluruh dunia untuk menyelesaikan masalah ekonomi.
Metodologi ekonomi adalah ilmu yang mempelajari metode, umumnya metode ilmiah, yang berhubungan dengan ekonomi, termasuk prinsip tentang pertimbangan ekonomi.

2.       Masalah pokok ekonomi dan pengaruh mekanisme harga

Masalah pokok ekonomi dapat ditinjau dari 2 sudut pandang yaitu :

Menurut Teori Klasik, yang dipelopori oleh Adam Smith terdiri dari :

PRODUKSI, adalah segala tindakan yang ditujukan untuk meningkatkan nilai guna / manfaat dari suatu barang.

Karena sifat manusia yang tidak pernah puas, maka berapapun yang diproduksi selalu tidak pernah mencukupi kebutuhan manusia, sehingga selama itu pula produksi menjadi masalah pokok ekonomi.
Sebagai contoh, seorang ibu yang pada tujuan awalnya hanya membeli satu barang di sebuah pusat perbelanjaan, seiring perjalanan menuju tujuannya tersebut, ia melihat banyak barang-barang bagus, dan selama perjalanan menuju ke tujuan utamanya tersebut sang ibu pun membeli barang-barang yang diluar dari tujuan utamanya.

DISTRIBUSI, adalah segala kegiatan yang ditujukan untuk menyampaikan atau menyalurkan barang hasil produksi dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen akhir/pemakai. Contohnya adalah sebuah perusahaan susu terkenal mendistribusikan produknya ke toko, pasar swalayan, warung, dll.

Yang termasuk kegiatan distribusi diantaranya : Pengemasan, pensortiran/pemilahan, pengepakan, penyimpanan/pergudangan, pengangkutan, dll

Distribusi dapat dibedakan menjadi 2 cara :

Distribusi langsung, dimana barang hasil produksi langsung disalurkan ke konsumen akhir/pemakai.
Distribusi tidak  langsung, dimana dalam penyalurannya melalui beberapa perantara, seperti : agen, grosir, eksportir, importir, komisioner, makelar, pedagang eceran, dll. Semakin panjang mata rantai penyaluran sangat dimungkinkan harga yang ditanggung konsumen akhir lebih mahal.

KONSUMSI,  adalah segala tindakan yang tujuannya menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang. Sebagai contoh, sebuah keluarga di daerah kelapa dua selalu mengkonsumsi susu cair, karena susu cair dianggap sangat bermanfaat.

Kegiatan konsumsi dipengaruhi oleh 2 faktor :

Faktor Internal, seperti : pendapatan, selera karakter, kepribadian, motivasi.
Faktor Eksternal, seperti : kebudayaan, peradaban, lingkungan, status sosial, kebijakan pemerintah, dll.

Menurut Teori Modern

Menurut Paul A Samuelson, seorang pakar ekonomi, membedakan masalah pokok yang dihadapi oleh perekonomian, yaitu :

What (Apa yang akan diproduksi) Karena keterbatasan sumber daya faktor produksi dan kebutuhan manusia  yang tidak terbatas, maka harus dilakukan pemilihan barang apa saja yang harus diproduksi serta berapa jumlahnya agar memenuhi kebutuhan masyarakat dengan keterbatasan sumberdaya yang ada.

How (Bagaimana proses produksinya) Hal ini sangat tergantung dari ketersediaan sumber daya faktor produksi dari setiap wilayah/negara. Bagi negara maju akan menggunakan faktor produksi padat modal dengan teknologi majunya, sementara bagi negara yang berkembang akan menerapkan teknologi menengah tanpa mengesampingkan pendayagunaan sumber daya manusia yang ada sehingga tidak terjadi pengangguran yang tinggi.

For Whom (Untuk siapa hasil produksi ditujukan) Untuk masalah yang satu ini, pertimbangan ditujukan bagaimana caranya agar hasil produksi dapat memenuhi kebutuhan utama masyarakat serta dengan tingkat harga yang terjangkau oleh masyarakat yang menjadi pangsa pasarnya.
Menurut Richard Lipsey, menambahkan permasalahan perokonomian secara makro, yaitu  tingkat inflasi, tingkat pengangguran dan kapasitas produksi

PENGARUH MEKANISME HARGA

Krisis finansial global yang terjadi sejak akhir tahun 2007 telah menyebabkan perlambatan ekonomi global secara bertahap. Diperkirakan daya beli masyarakat menurun. Banyak pihak yang mengatakan bahwa krisis hanya terjadi pada negara maju seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Namun perlu diingat bahwa sebagian besar negara yang kekuatan pasarnya sedang tumbuh (energing market) menguasai 60% pangsa pasar ekspor ke Amerika Serikat dan negara-negara maju. Karena itu, jika terjadi penurunan permintaan, pasti akan berdampak terhadap permintaan barang-barang dari negara-negara yang sedang tumbuh (emerging countries). Tentu hal ini akan berakibat pada menurunnya kinerja berbagai sektor usaha, khususnya industri.
Harapan untuk segera terlepas dari himpitan krisis ekonomi yang terjadi sejak akhir tahun 2007 nampaknya bukan merupakan sesuatu yang berlebihan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator ekonomi, seperti tingkat suku bunga perbankan yang terus menurun, menyesuaikan suku bunga SBI, inflasi yang semakin terkendali serta transaksi di bursa efek yang semakin bergairah. Kondisi tersebut setidaknya dapat ditangkap sebagai sinyal bahwa Indonesia sudah mulai memasuki tahap recovery atau kebangkitan.
Memang masih banyak faktor lain yang mempengaruhi dan sekaligus menentukan tingkat prosentase pemulihan ekonomi dan tingkat suku bunga bank, inflasi serta kondisi bursa efek pada umumnya dapat dijadikan sebagai barometer.

3.       SISTEM PEREKONOMIAN
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut.
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.

Perekonomian terencana
Ada dua bentuk utama perekonomian terencana, yaitu komunisme dan sosialisme. Sebagai wujud pemikiran Karl Marx, komunisme adalah sistem yang mengharuskan pemerintah memiliki dan menggunakan seluruh faktor produksi. Namun, lanjutnya, kepemilikan pemerintah atas faktor-faktor produksi tersebut hanyalah sementara, Ketika perekonomian masyarakat dianggap telah matang, pemerintah harus memberikan hak atas faktor-faktor produksi itu kepada para buruh. Uni Soviet dan banyak negara Eropa Timur lainnya menggunakan sistem ekonomi ini hingga akhir abad ke-20. Namun saat ini, hanya Kuba, Korea Utara, Vietnam, dan RRC yang menggunakan sistem ini. Negara-negara itu pun tidak sepenuhnya mengatur faktor produksi. China, misalnya, mulai melonggarkan peraturan dan memperbolehkan perusahaan swasta mengontrol faktor produksinya sendiri.

Perekonomian pasar
Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme dan liberalisme untuk menciptakan sebuah lingkungan di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang yang mereka inginkan (dalam batas-batas tertentu). Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran-permintaan. Dikarenakan banyaknya produksi ditentukan oleh sumberdaya alam yang ada.

SUMBER

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_perekonomian
http://www.gudangmateri.com/2010/11/definisi-ilmu-ekonomi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Metodologi_ekonomi

Penentuan Harga Permintaan dan Penawaran


1. Pengertian Permintaan dan Penawaran

Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Permintaan dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam:

a. Permintaan absolut (absolut demand).
Permintaan absolut adalah seluruh permintaan terhadap barang dan jasa baik yang bertenaga beli/berkemampuan membeli, maupun yang tidak bertenaga beli. 
Contohnya, Dimas ingin membeli seperangkat komputer. Akan tetapi uang yang dimiliki Dimas tidak cukup untuk membeli seperangkat computer tersebut. Oleh karena itu keinginan Dimas untuk membeli seperangkat komputer tidak bisa terpenuhi.

b. Permintaan efektif (effective demand)
Permintaan efektif adalah permintaan terhadap barang dan jasa yang disertai kemampuan membeli.
contohnya, Toni ingin membeli sebuah tas. Karena uang yang dimilikinya cukup, maka ia bias mendapatkan tas yang diinginkannya tersebut.

Penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau di tawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.
Apabila ditinjau dari jumlah barang yang ditawarkan, penawaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

a. Penawaran Individu
Penawaran individu adalah jumlah barang yang akan dijual oleh seorang penjual. 
contohnya, Pak Ahmad menjual pakaian batik sebanyak 20 lusin di rumahnya.

b . Penawaran Kolektif
Penawaran kolektif disebut juga penawaran pasar. Penawaran kolektif adalah keseluruhan jumlah suatu barang yang ditawarkan oleh penjual di pasar. Penawaran pasar merupakan penjumlahan dari keseluruhan penawaran perorangan.



2. Hukum Permintaan dan Penawaran

Hukum permintaan

Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus) : Jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah/murah maka penawaran akan semakin sedikit dan sebaliknya. 
contohnya, pada tahun 2000 harga bawang merah Rp. 30.000,-/kg maka permintaan pasar pada saat itu mencapai 300kg. dan pada tahun 2013 harga bawang merah mencapai Rp. 60.000,-/kg maka permintaan pasar turun menjadi 150kg. 

Hukum Penawaran

Hukum penawaran berbunyi : bila tingkat harga mengalami kenaikan maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan bila tingkat harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan turun. Dalam hukum penawaran jumlah barang yang ditawarkan akan berbanding lurus dengan tingkat harga, di hukum penawaran hanya menunjukkan hubungan searah antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga.
contohnya,  harga sebuah apel Rp. 15.000,-/kg, maka jumlah jeruk yang ditawarkan di sebuah toko sebanyak 50 kg. Pada saat harga Rp. 17.000,-/kg toko tersebut menawarkan jeruknya sebanyak 60 kg. Hingga pada harga Rp. 20.000,-, jumlah jeruk yang ditawarkan sebanyak 110 kg.

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi Permintaan dan Penawaran

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa, antara lain :

a. Tingkat pendapatan seseorang/masyarakat

Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang/masyarakat turut menentukan besarnya permintaan akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka permintaan akan barang dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya turun, maka kemampuan untuk membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah barang akan semakin turun. Misalnya pendapatan Ibu Wati dari hasil menjual pakaian pada minggu pertama sebesar Rp. 200.000,- penghasilan tersebut hanya dapat untuk membeli gula sebanyak 10 kg. Tetapi ketika hasil menjual pakaian pada minggu kedua mencapai Rp.600.000,-  Ibu Wati dapat membeli gula sebanyak 30 kg.

b. Jumlah penduduk

Pertambahan penduduk juga dapat memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah penduduk dalam suatu daerah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan meningkat.

c. Selera penduduk

Selera penduduk terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika selera penduduk terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat pula. Misalnya, sekarang ini banyak orang yang mencari notebook dengan fasilitas yang lengkap , karena selera konsumen akan barang tersebut tinggi maka permintaan akan notebook dengan fasilitas yang lengkap akan meningkat.

d. Fluktuasi ekonomi

Fluktuasi adalah ketidaktetapan atau guncangan, sebagai contoh terhadap harga barang dan sebagainya, atas segala hal yang bisa dilihat di dalam sebuah grafik.

e. Harga barang yang di tuju

Harga barang akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika harga naik jumlah permintaan barang tersebut akan meningkat, sedangkan jika harga turun maka jumlah permintaan barang akan menurun.

f. Harga barang subsitusi

Harga barang dan jasa subtitusi (Pengganti) ikut memengaruhi jumlah barang dan jasa yang diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang akan beralih pada barang substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi naik maka orang akan tetap menggunakan barang yang semula. Contohnya kaos adalah pengganti kemeja. Jika di pasar harga kaos lebih murah dibandingkan kemeja, maka permintaan akan kaos lebih banyak bila dibandingkan permintaan terhadap kemeja.

g. Faktor lain (harapan, hubungan sosial, dan politik)

Besar kecilnya permintaan di tentukan oleh tinggi rendahnya harga, tentu saja hal ini akan berlaku bila faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tidak ada perubahan (tetap) atau disebut ada dalam keadaan ceteris paribus.
Dalam keadaan seperti itu, berlaku perbandingan terbalik antar harga terhadap permintaan dan perbandingan lurus antara harga dengan penawaran seperti apa yang dikatakan Alfred Marshall. Yang menyebutkan bahwa perbandingan terbalik antara harga terhadap permintaan disebut sebagai hukum permintaan.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penawaran terhadap barang dan jasa, antara lain :

a. Harga barang yang dituju
Apabila harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan, maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan meningkat. Sebaliknya jika barang yang ditawarkan turun jumlah barang yang ditawarkan penjual juga akan turun. Misalnya jika harga sebuah pensil meningkat dari Rp. 1.000,- menjadi Rp. 2.000,- , maka jumlah pensil yang penjual tawarkan juga ikut meningkat.

b. Biaya produksi dan ongkos
Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi, seperti biaya untuk membeli bahan baku, biaya untuk gaji pegawai, biaya untuk bahan-bahan penolong, dan sebagainya. Apabila biaya-biaya produksi meningkat, maka harga barang-barang diproduksi akan tinggi. Akibatnya produsen akan menawarkan barang produksinya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena produsen tidak mau rugi. Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka produsen akan meningkatkan produksinya. Dengan demikian penawaran juga akan meningkat.

c. Tujuan produksi
Dengan tujuan memperoleh laba yang sangat tinggi, penjual atau produsen akan mengurangi penawarannya. Karena penawaran berkurang, barang atau jasa akan susah diperoleh, sehingga harga terus merangkak naik.
Bila harga sudah melambung tinggi baru penjual atau produsen menambah penawarannya (menjual barang yang selama ini ditimbun). Dengan cara demikian, produsen akan memperoleh laba yang sangat tinggi.

d. Teknologi yang digunakan
Teknologi yang digunakan sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang ditawarkan. Adanya teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam menghasilkan barang dan jasa. Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern akan menurunkan biaya produksi dan akan memudahkan produsen untuk menjual barang dengan jumlah yang banyak. Misalnya untuk menghasilkan 1 kg gula pasir biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan gula sebesar Rp. 5.000,- dengan harga jual sebesar Rp. 8.500,-/kg. Namun dengan menggunakan tekdnologi yang lebih modern, perusahaan gula tersebut mampu menekan biaya produksi menjadi Rp. 4.000,- dengan harga jual untuk setiap 1 kilogramnya tetap yaitu Rp. 8.500,00/kg. Dengan demikian perusahaan gula  tersebut dapat memproduksi gula pasir lebih banyak.

e. Harga barang subsitusi
Apabila harga barang pengganti meningkat maka penjual akan meningkatkan jumlah barang yang ditawarkan. Penjual berharap, konsumen akan beralih dari barang pengganti ke barang lain yang ditawarkan, karena harganya lebih rendah. Contohnya harga kopi meningkat menyebabkan harga barang penggantinya yaitu teh lebih rendah, sehingga penjual lebih banyak menjual teh.

f. Lain hal (factor sosial/politik)

4. Penentuan Harga Keseimbangan

Harga keseimbangan atau harga ekuilibrium dalam ekonomi adalah merupakan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
Masalah harga berhubungan dengan barang ekonomis, sebab barang ekonomis adanya langkah dan berguna dan untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan uang dengan bantuan harga. Harga adalah perwujudan nilai tukar atas suatu barang/jasa yang dinyatakan uang. Oleh karena itu, harga merupakan nilai tukar obyektif atas barang/jasa dan nilai tukar obyektif itu sendiri adalah harga pasar atau harga keseimbangan. Harga pasar tidak terbentuk secara otomatis akan tetapi melalui suatu proses mekanisme pasar yakni tarik menarik antara kekuatan pembeli dengan permintaannya dan kekuatan penjual dengan penawarannya.
Berdasarkan pengertian tersebut maka harga keseimbangan dapat diartikan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.

SUMBER

http://windahapsari.blogspot.com/2012/02/penentuan-harga-keseimbangan.html
http://deryanpadu.wordpress.com/2011/04/02/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-permintaan-dan-penawaran/
http://deni2k6.wordpress.com/2010/02/24/hukum-penawaran/
http://andrie07.wordpress.com/2010/06/09/hukum-permintaan-dan-penawaran-konsep-elastis-dalam-ekonomi-macam-macam-biaya-dan-pendapatan-struktur-pasar-dan-pengertian-dan-jenis-jenis-uang/
http://110.138.206.53/bahan-ajar/modul_online/ekonomi/MO_2/eko103_04.htm